Kisah Inspiratif Peternak Kambing Perah
Banyak kisah inspiratif para peternak yang sukses menciptakan kambing perah di Indonesia. Fokus utama kambing jenis ini adalah susu, baik dari segi kualitas, produksi maupun cara budidayanya.
Contoh nyata yang berhasil dalam beternak kambing perah adalah Mas Yanto, seorang petani dari Lurisae Farm di Desa Kebon Gunung, Purworejo, Jawa Tengah. Meski tidak hanya fokus pada jenis susu yang dihasilkannya, namun juga merambah ke ranah kambing mini.
Pada Januari 2021, Mas Yanto telah membudidayakan sekitar 50 ekor kambing perah. Salah satu spesiesnya adalah Sapera yang merupakan persilangan antara dua ekor kambing perah. Persilangan antara dua kambing itu tidak luput dari perhatian. Mas Yanto sudah mempertimbangkan kelebihan antara Saanen dengan Etawa.
Menurutnya, Saanen memiliki produksi susu yang banyak. Sedangkan Etawa memiliki susu yang enak dan kental. Oleh karena itu, kedua ras ini menghasilkan susu dalam jumlah besar yang lezat. Dengan kata lain, ada keseimbangan kuantitas dan kualitas.
Jenis Kambing Perah yang Menguntungkan untuk Peternakan
Ada berbagai jenis kambing yang digunakan untuk tujuan produksi susu di seluruh dunia. Mulai dari Saanen, Etawa, Sapera, Alpin, dan Anglo Nubian. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis.
1. Kambing Saanen
Keunggulan kambing jenis ini seperti yang diutarakan Mas Yanto adalah menghasilkan susu yang banyak. Selain itu, ambing susu kambing Saanen memiliki kandungan susu yang lebih banyak dibandingkan dengan kambing Etawa lokal Indonesia. Saanen adalah penduduk asli pegunungan Swiss, terkenal karena produksi susunya yang besar.
2. Kambing Etawa
Jenis kedua dapat berupa kambing etawa dari Indonesia dan menjadi favorit peternak untuk dibudidayakan. Untuk produk susu kambing etawa sangat tersebar luas dan mudah ditemukan dibandingkan dengan jenis lainnya. Karena rasa susunya enak, kental, dengan jaminan nilai gizi yang tinggi.
3. Kambing Sapera
Sapera merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen fullblood jantan dan Etawa betina. Hasilnya adalah produktivitas yang layak hingga 2 ton susu per ekor per hari. Kambing jenis ini sangat ideal untuk peternak yang ingin membangun diri di iklim Indonesia ini, terutama di dataran tinggi.
Saanen dikenal sebagai kambing yang menghasilkan susu kualitas dunia (100% murni) bersama dengan Etawa yang juga dikenal sebagai PE betina yang mampu menghasilkan susu berkualitas. Nutrisi yang ada dalam susu Sapera adalah protein, kalsium, magnesium, vitamin, karbohidrat, serta lemak baik.
4. Kambing Alpen
Kualitas susu yang berkualitas tinggi dengan kuantitas produksi yang sama. Kambing Alpine fullblood dijual dengan harga premium dan peternak jarang melakukan pembiakan dengan breed Alpen. Namun, keunggulan dan jumlah persilangan antara pejantan dan betina fullblood Alps menghasilkan hasil tertinggi di kelasnya. Kambing ini endemik Pegunungan Alpen.
5. Kambing Anglo Nubian
Kambing bukan hanya kambing perah tetapi juga sebagai sumber daging, peternak Anglo Nubian menggunakan dagingnya karena memiliki massa tubuh yang sama dengan Boer. Seolah Anglo Nubian mampu memenuhi permintaan susu dan daging.
Mas Yanto tetap menerapkan teknik persilangan antara kambing asing dan kambing lokal untuk menghasilkan anak ayam penghasil susu dengan kualitas terbaik. Misalnya Anglo Nubian fullblood jantan agar bisa memberikan yang lebih baik dari segi kualitas dan mutunya. Mas Yanto juga melakukan lebih dari 2 tes genetik. Mereka termasuk Etawa, Saanen, dan Anglo Nubian yang ternyata bisa diterima.
Tidak hanya pada sistem pembiakan itu sendiri, tetapi juga tergantung pada model individu kandang kambing penghasil susu. Kambing mampu bergerak dalam berbagai cara seperti berputar, yang akan membuat kambing merasa lebih nyaman. Dengan kambing yang santai mampu menghasilkan susu lebih banyak.
Mas Yanto juga menekankan bahwa beternak bukan sekadar meniru, melainkan merancang konsep berdasarkan karakteristik masing-masing peternak. Dalam hal ini, berarti masih dibutuhkan inovasi dan kreativitas dalam bertani.
Harga Kambing Perah Fantastis
Breed fullblood dengan kandungan darah kemurnian 100% jauh lebih mahal daripada kambing campuran F1. Kambing untuk produksi susu fullblood biasanya digunakan sebagai indukan, yang membantu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas. Ini adalah harga yang relatif mahal sesuai dengan manfaat yang diterima petani.
Anglo Nubian fullblood pria dan wanita dewasa mulai dari 24 juta, dan super Anglo Nubian F1 mulai dari 3 juta. Dalam contoh di atas, terlihat jelas bahwa gen yang sepenuhnya terpelihara dan rantai keturunan turun-temurun jelas memiliki biaya yang sangat tinggi.
Alps allblood jantan dewasa, dan betina 21 juta, Saanen fullblood jantan dan betina dewasa Indonesia mulai 21 juta. Kambing yang benar-benar berkualitas harus didatangkan langsung dari peternakan di Australia. Semua sistem manajemen dan pertumbuhan kambing sangat terkontrol.
Comments
Post a Comment